Muhammad Ali Khatamy, Khatamy (2023) “Pengaruh Revitalisasi Monumen Nasional Terhadap Daya Tarik Wisata Pasca Pandemik Covid 19”. Skripsi thesis, Universitas Sahid Jakarta.
Text
Khatamy.pdf Download (512kB) |
Abstract
Indonesia merupakan,salah satu Negara yang kaya,akan daerah wisata sebagai ibukota negara Indonesia, Jakarta merupakan,pusat pemerintahan, perekonomian, perdagangan, industri, dan pariwisata di Indonesia. Kota Jakarta sangat berpotensi sebagai kota tujuan wisata, ada banyak sekali aset-aset wisata dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain yang ada di Indonesia. Jakarta memiliki 3 jenis wisata andalan yakni wisata alam seperti (Hutan Mangrove dan Kepualauan seribu), wisata buatan seperti (Taman ruang terbuka hijau) dan wisata budaya seperti (Monumen Nasional Indonesia). Jika orang-orang di luar daerah mendengar kata Jakarta maka hampir 99% mereka mengetahui Monumen Nasioanal atau Monas, sebagai ikon ibukota negara Monumen Nasioanal sangatlah terkenal di kalangan masyarakat Indonesia maupun luar Negeri, Monas adalah ikon kota Jakarta, Ibukota Republik Indonesia. Monumen nasional (MONAS) termasuk kedalam wisata budaya, membahas seputar monumen nasional di dalamnya terdapat bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, yang dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3,diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimulai dari sudut timur laut bergerak,searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno,seperti Sriwijaya dan Majapahit disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul,perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan Vereenigde Oodtindische Compagnie (VOC) 2 dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa,Orde Baru pada masa pemerintahan Suharto. Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan,melestarikan perjuangan bangsa,pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa. Sejarah berdirinya Monas pun tak main-main karena disertai berbagai aral melintang terletak di tengah lapangan merdeka pembangunan,Monumen Nasional pada tahap pertama pada tanggal 17 agustus 1961, sejarah singkat tahap pembangunan kedua tertuang dalam Kepres No.314 tahun 1969 yang,diketuai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Monas pun diresmikan pada tahun 1975.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Divisions: | Fakulltas Ekonomi dan Bisnis > Manajemen |
Depositing User: | sis gunawan usahid |
Date Deposited: | 17 Mar 2023 04:17 |
Last Modified: | 17 Mar 2023 04:17 |
URI: | http://repository.usahid.ac.id/id/eprint/2515 |
Actions (login required)
View Item |